“Kalau
aku jadi presiden, yang harus mencintai seluruh rakyatnya,
Maaf, pasti
aku tidak bisa. Karena aku cuma mencintai MILEA” – Dilan
Judul : 1. Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990
(329 hal)
2. Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1991 (340 hal)
3. Milea : Suara Dari Dilan (354 hal)
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit
: DAR! Mizan
Genre
: Romance(Life School)
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum wr.wb.
Rasanya
seperti Kudet, alias kurang update kalo mau review novel satu ini. Ya namanya juga, baru suka baca. Itupun gak
semua buku, kadang buku fiksi, kadang buku motivasi, kadang buku self
improvement. Tergantung mood. :D
Kenapa
merasa sangat kudet, ketika orang dari jaman dulu udah post quotes dilan di
sosial media, disaat orang udah pada baper dari jaman kapan tau. Akuuu, baru
baca buku ini 2017 menuju 2018 alias marathon pas liburan tahun baru kemaren. Dan
setelah membaca 3 novel sekaligus, aku mengerti kenapa buku ini bisa begitu
best seller.
Dengan
bahasa yang ringan, penuh dengan humor (secara jaman sekarang konten yang
paling laris kalo gak kuliner ya humor). Membuat buku ini enak untuk
dibaca, tidak perlu mengerutkan dahi, apalagi sampe harus browsing kamus bahasa
karna bahasa yang tidak pernah diketahui/asing bagi pembaca. Ya namanya juga buku yang ditujukan untuk anak
remaja, cerita cinta masa-masa SMA, wajar saja jika ayah pidibaiq memilih
bahasa yang bisa dibaca semua kalangan. Dan, wajar saja jika anak-anak muda itu
baper setelah membaca buku ini, aku aja yang notabene, yaaa masih 5 tahun di 20
tahun yang lalu aja masih bisa mendalami bagaimana rasanya jadi Milea,
ataupun Dilan sendiri serta alur cerita yang disajikan dalam novel. Atau mungkin memang aku tipe wanita sensitif hahaha -.-.
Baiklah, kita langsung masuk ke review aja yaa…
Milea,
adalah cewek pindahan Jakarta dan melanjutkan sekolah di Bandung. Milea ini
digambarkan sebagai seorang cewek yang cantik, dengan postur tubuh ala anak
muda idola sma lah, senyumnya manis(kata dilan), apalagi kalo ketawa (banci aja
naksir) haha, bayangkan banci aja bisa naksir apalagi cowok ya kan, sedikit
keras (mandiri dan tegas) pada lelaki.
Enaknya, si penulis memberikan ilustrasi kepada pembaca untuk setiap karakter yang ada dalam novel, jadi ya setidaknya kita bisa membayangkan gimana sih Milea.
Tidak
lama bersekolah di bandung, ada seorang cowok mencoba mendekatinya,ya wajarlah
ya namanya cewek cantik, siapa yang gak mau. Cowok itu namanya Dilan. Sebenarnya
bukan Dilan aja yang deketin, Cuma kalo ditulis satu-satu kayaknya panjang
banget yak :D, jadi langsung ke pemeran utama aja, Dilan digambarkan sebagai
seorang lelaki yang gak ganteng-ganteng amat, gak tinggi-tinggi amat, yang ke
sekolah dan kemana ajalah pake motor Yamaha CB100, dengan gaya gaya anak geng
motor,suka pake jaket denim.(itulah sedikit gambaran seorang Dilan)
Pertama,
Milea terlihat sedikit risih dengan Dilan, secara Dilan ini adalah cowok yang
SKSD, iya sih kalo PDKT harus SKSD, tapi iya kali sampe nyamperin kerumah tanpa
diundang, sampe bilang “aku tau dimana
rumahmu. Dan aku tau siapa Tuhanmu”, sungguh laki-laki yang tidak jelas dan annoying bagi seorang wanita yang baru mengenalnya. Tapi ternyata, hal-hal aneh yang
diluar angkasa, eh di luar dugaan manusia pada umumnya itulah yang membuat
Milea mulai menyadari kehadiran seorang Dilan.
“Milea,
kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu. Gak tau kalo sore. Tunggu aja!”
Dilan (Dia adalah Dilanku 1990)
Coba
kalo kita sebagai wanita dibilang gitu sama cowok. Antara ini cowok ngomong ya,
apa puisi sih, apa pantun? -.- , Gombalan-gombalan khas Dilan inilah yang sebenarnya menjadi bumbu terbaik dalam novel ini, kata-kata yang membuat kita senyum-senyum gaje.
Yang
lucu lagi adalah saat si Milea ulang tahun, ketika seorang cowok biasanya memberikan
hadiah “mainstream” kayak boneka atau bunga. Dilan ngasih hadiah sebuah TTS,
dan anehnya lagi TTS nya udah diisiin sama dia. Mending dia kasih LKS, terus
udah diisiin ye kan, lebih berguna bagi masa depan si Milea. Begini isi kartu ucapan
ulang tahun bersama TTS yang udah diisiin itu kayak gini
“
SELAMAT ULANG TAHUN MILEA.
INI
HADIAH ULANG TAHUN, CUMA TTS.
TAPI
SUDAH AKU ISI SEMUA.
AKU
SAYANG KAMU
AKU
TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA
HARUS MENGISINYA.”
DILAN.
Gue
yang bukan Milea aja, senyam senyum sampe ngakak. Bisa ya ada orang se-kreatif
ini. Hal-hal sederhana dan tidak biasa ini lah yang akhirnya membuat Milea pun akhirnya
menerima cinta Dilan. Sedikit kata-kata Milea yang aku ambil dari novel sebagai
alasan akhirnya memilih Dilan menjadi kekasih “Apa yang dia lakukan benar-benar
istimewa, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah terpikir orang lain. Sesuatu
yang selalu berhasil untuk membuatku merasa sangat dicintai, merasa sangat
dihargai dengan cara yang istimewa dan dengan cara yang tidak biasa”. Oke, aku setuju banget sih kalo soal ini, dan pasti semua wanita setuju bahwa hal yang paling penting bagi seorang wanita itu adalah dicintai dan dihargai, its close enough for her!.
Buku
pertama diisi dengan cerita cinta indah antara Milea dan Dilan, ya namanya juga
baru jadian, semua terasa indah. Sampai akhirnya di Buku kedua, mulai diisi
dengan konflik. Sebagai anak geng motor, dipastikan Dilan merupakan anak yang
“dianggap” Milea sebagai anak yang banyak musuh, apalagi pernah dia mendengar
cerita bahwa Dilan pernah koma karena ditusuk saat berantem, dan bahkan saat
pacaran dengan Milea, Dilan pernah ditemukan oleh Milea dalam keadaan terluka
akibat dipukuli orang yang tidak dikenal, “katanya” Dilan. Tentu saja,aku pun,
jika menjadi kekasih Dilan akan merasa cemas terhadap
Dilan. Dan keadaan semakin memburuk setelah salah satu teman Dilan ditemukan
dibunuh oleh orang tak dikenal. Bagian-bagian ini yang membuat hubungan Milea
dan Dilan memburuk, di bagian Dilan meminta untuk dipercaya dan tidak dikekang,
sementara si Milea dengan rasa cemas dan emosi yang cukup membelenggu dirinya
membuat dia menjadi seseorang yang sangat posesif, hingga akhirnya mereka
putus. HUHUHUHU
Entah
kenapa saya sedikit kesal dengan apa yang dilakukan Dilan, bukan karna saya
cewek jadi saya membela Milea. Setelah Milea minta putus, sejak hari itu Dilan
gak pernah mencoba mencari Milea. Bahkan datang kerumahnya hanya untuk
memperbaiki hubungan, ya kali cewek mau kejerin cowok, ya kali satu daerah,
kagak bisa nyamperin kerumah. Disisi lain Milea pun terlalu emosi saat itu,
tapi menurutku wajar dia cemas, dia takut kehilangan orang yang benar-benar
menurutnya sangat berarti bagi dirinya. Dan
mereka mati dalam prasangka dan gengsi.
Sedangkan,
untuk buku ketiga itu isinya, ya sama seperti cerita yang ada di buku 1 dan 2,
hanya saja 1 dan 2 itu cerita dari sisi pandang Milea, sedangkan yang di buku
ke-3 itu dari sisi pandang Dilan. Setelah aku membaca buku ketiga, kalo aku lihat
sepertinya Dilan ini orang yang sangat santai ya, bahkan sampai di akhir
cerita, ketika dia mengetahui bahwa Milea masih mengharapkannya, dia memilih
untuk tidak meminta kembali bersama, selain entah alasan apa dia juga sudah
memiliki pasangan. Rasanya pengen aku hempas cantik itu si Dilan :D kesel
banget shay.
Dan
satu hal yang aku sadarin di buku ketiga, dan mungkin hanya pemikiran aku saja
(tolong jangan tamplok aku dengan wajan, ataupun alat masak lainnya. Tapi kalo
duit boleh :D) bahwa perasaan Dilan ke Milea itu tidak sekuat Milea ke Dilan,
entah karna gengsi atau gimana, aku rasa si Dilan ini namanya aja Panglima
Tempur, dia gak bisa bertempur untuk cinta dia sendiri, dia biarkan Milea pergi begitu saja, tanpa struggle or efforts untuk Milea, dan aku makin yakin ketika dalam buku ke-3 diceritakan tentang seorang cewek bernama Cika, yang merupakan pacar Dilan pasca putus dari Milea, Dilan menuliskan sebuah puisi, yang sama romantisnya dengan yang dia buat untuk milea, sedikit kutipan puisinya, seperti ini:
“Cika ada dimana-mana,
cika juga di dalam kepalaku. Cika juga di dalam semua perasaan riangku”
dan
cara flirting seorang Dilan itu ya sama aja baik ke Cika maupun ke Milea. Jadi, benar kata orang kalau “setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya”
jadi gak ada yang abadi, apalagi cinta sama mahluk. Sedikit “bullshit” memang
kalo ada orang bilang gak bisa hidup tanpa kekasihnya, seorang Dilan yang
sebegitu romantisnya, bisa menghipnotis bahkan bukan hanya Milea, seluruh mata
yang membaca buku itu, merasakan aliran cinta yang begitu kuat antara Dilan dan Milea, ternyata tidak sesetia itu pada Milea, dia bukanlah Romeo yang rela mati untuk Juliet, atau Jack untuk Rose, dia bisa
mencintai yang lain kok. Berarti perasaan Dilan tidak sebesar itu, dan tidak
sedalam itu. Tapi balik lagi, semua orang punya cara tersendiri untuk
mencintai. Aku tidak ingin menghakimi, itu hanya sedikit opini tentang Dilan dariku.
Cerita indah anak sma yang sangat lucu dan imut-imut itu serta mampu membaperkan sebagian besar anak bangsa, berakhir di pelukan
orang lain, sungguh mengenaskan L
Tapi
ya namanya gak jodoh ya.
“
semua yang dicintai tidak bisa untuk dinikahi, tapi yang dinikahi harus
dicintai.”
Itu kata temen aku …
Di akhir review ini, nilai buku ini buat aku, buku ini bagus, sangat bagus, menghibur, mampu
membawa aku yang udah tidak remaja lagi ini kembali ke masa-masa SMA yang bisa dibilang
masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah. :D, dengan cerita cinta yang
kiyut antara Dilan dan Milea, mampu membawa aku ke dalam cerita dengan sangat
baik, sedikit kecewa ada pada ending dan kurangnya
konflik-konflik perjuangan cinta mereka berdua, hanya putus datar gitu aja,
bhay banget! Tetap semangat buat ayah Pidi Baiq, terus berkarya, terus
menghibur dan membaperkan anak bangsa, hahaha, untuk kedepannya, diharapkan kisah cinta yang lebih kompleks, biar makin bisa membawa emosi bagi pembaca :D. Dan semoga saya haraaap sekali, tidak
ada lagi lanjutan untuk cerita Dilan, karna menurut aku, cerita Dilan dan Milea sudah cukup bersejarah dan memiliki ruang tersendiri bagi penikmatnya untuk dirusak dengan adanya orang ketiga, itu bener bener bukanlah hal yang tepat menurut aku, karna bukunya tentang romansa, jauh lebih baik memang ada 2 pemeran utama, jangan ditambah dengan pemeran baru, kecuali ini hanya tentang Dilan : Sang Pencari Cinta Sejati (misalnya), Milea sudah begitu lekat dengan sosok Dilan, begitu juga sebaliknya. Biarlah Dilan dan Milea. Carilah Asep dan
Ijah, kalau terlalu lampau banget namanya, pake Romi dan Diana untuk cerita
selanjutnya. Hehehe.
Rating
4/5
Wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar